Skip to main content

Definisi dan Program Heat Stress


Heat Stress adalah tekanan panas yang terjadi karena lingkungan kerja yang memberikan beban energi panas terhadap tubuh yang akan mempengaruhi kinerja dan produktifitas kerja. Selain mempengaruhi kinerja dan produktifitas heat stress dapat mempengaruhi kesehatan karyawan atau tenaga kerja misalnya dehidrasi.  Dehidrasi merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan cairan akibat terjadinya evaporasi. Maka diperlukan Heat Stress Program yang bertujuan untuk untuk mencegah dampak yang dapat ditimbulkan akibat paparan panas yang melebihi nilai ambang batas (NAB). Dan berikut merupakan definisi terkait dengan heat stress atau tekanan  panas :
 
  1.  Dehidrasi adalah kondisi tubuh kekurangan cairan
  2. Heat cramps adalah kejang otot secara mendadak akibat terganggunya keseimbangan elektrolit karena terjadinya pengeluaran keringat.
  3. Heat exhaustion merupakan kondisi kecapaian akibat suhu panas, gejalanya pusing, sakit kepala, lemah, haus.
  4. Heat stroke adalah keadaan ketika sistem pengendali suhu tubuh gagal berfungsi sehingga suhu tubuh meningkat mencapai titik kritis
  5. Heat rash, kelainan kulit berupa kemerahan akibat meradangnya kelenjar keringat karena tidak adanya penguapan
  6. Radiasi adalah proses terpaparnya suatu perpindahan gelombang secara langsung
  7. Heat map adalah pemetaan area berdasarkan tingkat suhu di area tersebut, sehingga diketahui tingkat resiko dan bahaya yang dapat timbul diarea tersebut.
  8. Evaporasi adalah pengeluaran panas dari dalam tubuh
  9. Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) adalah Indek suhu panas yang diperoleh dari hasil perhitungan antara suhu bola basah, suhu radiasi dan suhu bola kering. Dalam bahasa Inggris di sebut “Wet Bulb Globe Themeratur Index (WBGT Index)”.
  10. Suhu bola Kering (Dry Bulb Temperatur) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer dimana resevoir mercurinya tidak dilindungi langsung dari sumber panas radiasi.
  11. Suhu Bola Basah Alami (Natural Wet Bulb Temperatur) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer dimana reservoir mercurinya dilindungi dengan sumbu basah yang terpapar pada pergerakan udara alami tanpa dilindungi dari pengaruh radiasi.
  12. Suhu Bola Basah (Wet ulb Temperatur) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer dimana bolanya ditutup dengan sumbu basah, secara effektif terlindung dari radiasi dan terpapar oleh pergerakan udara yang ada (contoh; Termometer bola basah pada sling psichrometer)
  13. Suhu Radiasi adalah Suatu bentuk energi elektromagnetik sejenis sinar (Visible light) tetapi panjang gelombangnya lebih panjang.
 Diperlukan Pengendalian teknik untuk mengurangi atau menghilangkan tekanan panas atau Heat Stress yaitu dengan cara :
  1. Penggantian /perubahan proses dengan peralatan yang tidak menghasilkan emisi panas
  2. Memasang “Local Exhouse” untuk mengeluarkan emisi panas sehingga karyawan tidak terpajan
  3. Melakukan isolasi terhadap mesin yang menghasilkan panas, sehingga karyawan tidak terpajan panas.
  4. Menggunakan AC
  5. Kecukupan ventilasi
  6. Shielding
  7.  Evaporasi : aliran udara dipercepatPanas konveksi: Bila suhu udara >35oC, maka suhu diturunkan, aliran diperlambat, pakaian pelindung. Bila suhu udara <35 oC, maka aliran udara dipercepat, pakaian dikurangi.
  8. Penyediaan FAN atau kipas angin
  9. Menyediakan air minum yang memadai di sekitar lokasi
 

Comments

Popular posts from this blog

Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau Demo Massal

Kekacauan huru hara atau demo massal adalah gangguan operasi karena terjadinya demo massal oleh karyawan perusahaan atau masyarakat sekitar perusahaan, sehingga dapat mengganggu jalannya kegiatan operasi perusahaan.  Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau demo massal adalah bagaimana cara mengatur tata cara penanggulangan kekacauan huru hara karena. Untuk menanggulangi huru hara atau demo massal kita harus secara hati hati dalam mengatasinya. Karena kalau salah dalam mengatasi atau menanggulangi huru hara atau demo massal, bukannya ketertiban yang didapat malah bisa berubah menjadi kekacauan. Dan berikut saya uraikan langkah langkah dalam mengatasi demo massal atau huru hara Tindakan Umum: 1.     Kepala Satpam mengkoordinir para anggotanya dan bekerjasama dengan Koordinator Tanggap Darurat untuk menyiapkan regu tanggap darurat untuk stand by bilamana diperlukan. 2.    Satpam bekerjasama dengan HRD akan mengisolasi tempat-tempat berkumpulnya karyawan dan massa melal

Simbol atau Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Bahan berbahaya dan beracun atau biasa disingkat B3 dapat diklasifikasikan berdasarkan simbolnya. Dengan symbol yang tertera pada label, kita dapat mengetahui jenis dan tingkat bahaya bahan tersebut. Dan berikut symbol-simbol yang biasa digunakan. Semoga bermanfaat. Simbol untuk B3 klasifikasi mudah meledak Simbol untuk B3 klasikasi bersifat pengoksidasi   (oxidizing) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah  menyala (flammable) Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic) Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful) Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant) Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive) Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous for the environtment) Simbol B3 klasifikasi karsinogenik, teratogonik, dan mutagonik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic) Simbol B3 klasifikasi gas bertekanan (pressure gas)

Tanggap Darurat Tumpahan Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan zat atau bahan yang mengandung komposisi kimia. Bahan kimia ini ada yang sifatnya berbahaya dan ada juga yang sifatnya tidak berbahaya. Contoh bahan kimia yang tidak berbahaya adalah sabun, deterjen dan lain lain, sedangkan bahan kimia yang berbahaya contohnya air keras (hcl), solar, bensin dan lain lain. Bahan kimia biasa digunakan sebagai bahan baku atau bahan pendukung dalam suatu proses industri. Penyimpanan bahan kimia disarankan harus mempunyai desain kusus sehingga meminimalkan tumpahan bahan kimia, bahan kimia berbahaya yang tumpah akan sangat membahayakan orang maupun mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan benar. Berikut tanggap darurat tumpahan bahan kimia : Pastikan tempat penyimpanan bahan kimia disediakan secondary containment yang mempunyai kapasitas 110% dari volume bahan kimia yang disimpan. Secondary containment ini berfungsi untuk mencegah tumpahan bahan kimia menyebar kemana mana. Pastikan selalu tempat penyimpanan baha