Skip to main content

Teori Kecelakaan Kerja



Mengapa terjadi kecelakaan?
Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan?
Apa yang hrus dilakukan untuk menghilangkan faktor penyebab kecelakaan?

Ini merupakan pertanyaan dasar mengenai kecelakaan kerja dan akan menjadi pertanyaan penting ketika kita memerlukan untuk investigasi supaya kecelakaan serupa tidak terladi kembali. Kita pasti pernah mengalami kejadian hampir celaka (near miss) yaitu kejadian tanpa cidera. Tetapi seringkali kejadian seperti ini diabaikan sampai pada suatu saat kecelakaan yang berakibat cidera terjadi. Padahal near miss ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk pencegahan kecelakaan kerja yang akan menimbulkan kerugian. Kecelakaan kerja paling dimungkinkan terjadi pada saat atau selama terjadi kontak dengan sumber energi.

Teori Kecelakaan kerja bisa kita bagi menjadi dua kategori. Yaitu

1. Teori faktor tunggal

yaitu Kecelakaan terjadi karena faktor tunggal, bila faktor tersebut dihilangkan, maka kecelakaan tidak akan terjadi lagi.
Contoh: seseorang dengan terburu-buru berjalan digang yang kurang rapi dan tersandung sebatang kayu.
Solusi : pindahkan kayunya untuk menyelesaikan masalah


2. Teori berganda / multiple

Kecelakaan terjadi apabila beberapa faktor penyebab terjadi bersamaan untuk menyebabkan kecelakaan.
Contoh : seseorang dengan terburu-buru berjalan digang yang kurang rapi dan tersandung sebatang kayu.
Solusi dari Teori ‘Berganda/ Multiple
mempertimbangkan beberapa hal:
  1. Apakah diperlukan orang tersebut berjalan di area itu?
  2. Apakah dia melalui jalan yang aman?
  3. Apabila dia tidak terburu-buru, apakah dia akan menyadari kondidi jalanan, sehingga dia tidak akan menginjak batang kayu?
  4. Apabila tempat tersebut lebih rapi, akankah dia terhindar dari bahaya tersandung batang kayu?
  5. Bisakah kayunya dihilangkan?

Tidak adanya kecelakaan bukan berarti tidak ada bahaya. Seringkali ditemukan sumber bahaya yang sangat besar dampaknya tidak ditangani sampai kecelakaan tersebut terjadi. Maka dalam artikel selanjutnya akan dibahas mengenai Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) atau identifikasi penilaian resiko dan bahaya serta cara mengontrolnya.

Comments

Popular posts from this blog

Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau Demo Massal

Kekacauan huru hara atau demo massal adalah gangguan operasi karena terjadinya demo massal oleh karyawan perusahaan atau masyarakat sekitar perusahaan, sehingga dapat mengganggu jalannya kegiatan operasi perusahaan.  Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau demo massal adalah bagaimana cara mengatur tata cara penanggulangan kekacauan huru hara karena. Untuk menanggulangi huru hara atau demo massal kita harus secara hati hati dalam mengatasinya. Karena kalau salah dalam mengatasi atau menanggulangi huru hara atau demo massal, bukannya ketertiban yang didapat malah bisa berubah menjadi kekacauan. Dan berikut saya uraikan langkah langkah dalam mengatasi demo massal atau huru hara Tindakan Umum: 1.     Kepala Satpam mengkoordinir para anggotanya dan bekerjasama dengan Koordinator Tanggap Darurat untuk menyiapkan regu tanggap darurat untuk stand by bilamana diperlukan. 2.    Satpam bekerjasama dengan HRD akan mengisolasi tempat-tempat berkumpulnya karyawan dan massa melal

Tanggap Darurat Tumpahan Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan zat atau bahan yang mengandung komposisi kimia. Bahan kimia ini ada yang sifatnya berbahaya dan ada juga yang sifatnya tidak berbahaya. Contoh bahan kimia yang tidak berbahaya adalah sabun, deterjen dan lain lain, sedangkan bahan kimia yang berbahaya contohnya air keras (hcl), solar, bensin dan lain lain. Bahan kimia biasa digunakan sebagai bahan baku atau bahan pendukung dalam suatu proses industri. Penyimpanan bahan kimia disarankan harus mempunyai desain kusus sehingga meminimalkan tumpahan bahan kimia, bahan kimia berbahaya yang tumpah akan sangat membahayakan orang maupun mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan benar. Berikut tanggap darurat tumpahan bahan kimia : Pastikan tempat penyimpanan bahan kimia disediakan secondary containment yang mempunyai kapasitas 110% dari volume bahan kimia yang disimpan. Secondary containment ini berfungsi untuk mencegah tumpahan bahan kimia menyebar kemana mana. Pastikan selalu tempat penyimpanan baha

Simbol atau Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Bahan berbahaya dan beracun atau biasa disingkat B3 dapat diklasifikasikan berdasarkan simbolnya. Dengan symbol yang tertera pada label, kita dapat mengetahui jenis dan tingkat bahaya bahan tersebut. Dan berikut symbol-simbol yang biasa digunakan. Semoga bermanfaat. Simbol untuk B3 klasifikasi mudah meledak Simbol untuk B3 klasikasi bersifat pengoksidasi   (oxidizing) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah  menyala (flammable) Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic) Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful) Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant) Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive) Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous for the environtment) Simbol B3 klasifikasi karsinogenik, teratogonik, dan mutagonik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic) Simbol B3 klasifikasi gas bertekanan (pressure gas)