Skip to main content

Cara Implementasi K3 di Perusahaan – bagian 1


K3L merupakan harga mati dalam suatu kegiatan operasional baik itu organisasi besar (perusahaan) sampai organisasi kecil (rumah tangga). Biasanya K3 didalam sebuah organisasi (perusahaan manufaktur) merupakan hal penting karena keterkaitan dengan biaya operasional perusahaan dan kehilangan jam kerja karyawan, bisa dibayangkan apabila satu karyawan mengalami kecelakaan kerja maka bisa dipastikan karyawan tersebut akan mengeluarkan biaya perawatan dan diperlukan istirahat pemulihan, sehingga dipastikan perusahaan juga harus mengganti biaya perawatan atau santunan bila karyawan tersebut sampai mengalami cacat atau bahkan meninggal. Perusahaan dan karyawan juga akan kehilangan jam kerja dikarenakan karyawan tidak masuk kerja atau masih dalam tahap pemulihan. Bisa dikatakan kecelakaan kerja akan mengakibatkan efektifitas dan produktifitas kerja menurun.

Dari pengalaman penulis yang bekerja di perusahaan dengan produk NIKE dan UMBRO dengan total karyawan mencapai 4.000 orang lebih, saya mencoba untuk sharing implementasi K3 diperusahaan. Supaya mempermudah dalam implementasi K3 bisa kita bagi dalam 3 kategori yaitu
  1. Kategori Kesehatan
  2. Kategori Keselamatan Kerja
  3. Kategori Lingkungan
Ulasan pertama kita yaitu mengenai kesehatan, kenapa istilah kesehatan didahulukan, karena sehat berarti pasti selamat dan lingkungan pasti aman nyaman dan lestari. Di dalam kategori kesehatan ini kita bisa bagi dalam sub kategori sebagai berikut :
  1. Kesehatan kerja management system
    Yaitu pengaturan tempat kerja yang aman, higienis dan sehat dan mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah kecelakaan dan cedera yang timbul atau terjadi dalam pekerjaan atau sebagai akibat dari
    pengoperasian fasilitas kontraktor. Kontraktor memiliki sistem untuk mendeteksi, mencegah dan meresponpotensi risiko terhadap keselamatan dan kesehatan semuakaryawan.
  2. Sanitasi
    perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
  3. Dormitory Management
    Dormitory dalam bahasa Indonesia bisa diartikan asrama atau mess tempat tinggal bagi para karyawan. Ini menjadi penting untuk diatur dan dikendalikan karena separuh hari (malam hari) karyawan akan berada disini untuk istirahat. Hal yang perlu diperhatikan untuk asrama adalah kebersihan, area tempat tidur,makanan dan ruang makan, toilet dan sanitasi.
  4. Canteen management
    syarat minimal untuk kantin adalah
    a. Pelayan kantin minimal harus menjalani pemeriksaan medis dan disertifikasi sebagai bebas dari penyakit menular setidaknya setiap tahun.
    b. Pelayan kantin harus menggunakan hairnets dan sarung tangan dalam penyajian makanan
    c. Disediakan wastafel /air mengalir untuk cuci tangan.
    d. Mencuci makanan sebelum dimasak
    e. Mencuci tempat makan dan minum sebelum dan sesudah digunakan.
    f. Meja makan harus bersih
    g. Bebas dari hewan pengerat, serangga maupun lalat.

Dari 4 kategori diatas merupakan syarat minimal yang harus diimplementasikan untuk menjaga kesehatan karyawan. Untuk kategori lainnya akan saya bahas di artikel selanjutnya.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau Demo Massal

Kekacauan huru hara atau demo massal adalah gangguan operasi karena terjadinya demo massal oleh karyawan perusahaan atau masyarakat sekitar perusahaan, sehingga dapat mengganggu jalannya kegiatan operasi perusahaan.  Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau demo massal adalah bagaimana cara mengatur tata cara penanggulangan kekacauan huru hara karena. Untuk menanggulangi huru hara atau demo massal kita harus secara hati hati dalam mengatasinya. Karena kalau salah dalam mengatasi atau menanggulangi huru hara atau demo massal, bukannya ketertiban yang didapat malah bisa berubah menjadi kekacauan. Dan berikut saya uraikan langkah langkah dalam mengatasi demo massal atau huru hara Tindakan Umum: 1.     Kepala Satpam mengkoordinir para anggotanya dan bekerjasama dengan Koordinator Tanggap Darurat untuk menyiapkan regu tanggap darurat untuk stand by bilamana diperlukan. 2.    Satpam bekerjasama dengan HRD akan mengisolasi tempat-tempat berkumpulnya karyawan dan massa melal

Simbol atau Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Bahan berbahaya dan beracun atau biasa disingkat B3 dapat diklasifikasikan berdasarkan simbolnya. Dengan symbol yang tertera pada label, kita dapat mengetahui jenis dan tingkat bahaya bahan tersebut. Dan berikut symbol-simbol yang biasa digunakan. Semoga bermanfaat. Simbol untuk B3 klasifikasi mudah meledak Simbol untuk B3 klasikasi bersifat pengoksidasi   (oxidizing) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah  menyala (flammable) Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic) Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful) Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant) Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive) Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous for the environtment) Simbol B3 klasifikasi karsinogenik, teratogonik, dan mutagonik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic) Simbol B3 klasifikasi gas bertekanan (pressure gas)

Tanggap Darurat Tumpahan Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan zat atau bahan yang mengandung komposisi kimia. Bahan kimia ini ada yang sifatnya berbahaya dan ada juga yang sifatnya tidak berbahaya. Contoh bahan kimia yang tidak berbahaya adalah sabun, deterjen dan lain lain, sedangkan bahan kimia yang berbahaya contohnya air keras (hcl), solar, bensin dan lain lain. Bahan kimia biasa digunakan sebagai bahan baku atau bahan pendukung dalam suatu proses industri. Penyimpanan bahan kimia disarankan harus mempunyai desain kusus sehingga meminimalkan tumpahan bahan kimia, bahan kimia berbahaya yang tumpah akan sangat membahayakan orang maupun mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan benar. Berikut tanggap darurat tumpahan bahan kimia : Pastikan tempat penyimpanan bahan kimia disediakan secondary containment yang mempunyai kapasitas 110% dari volume bahan kimia yang disimpan. Secondary containment ini berfungsi untuk mencegah tumpahan bahan kimia menyebar kemana mana. Pastikan selalu tempat penyimpanan baha