Skip to main content

Cara Identifikasi Bahaya Proses


Tidak adanya kecelakaan kerja bukan berarti tidak ada bahaya. Seringkali ditemukan sumber bahaya yang sangat besar dampaknya tidak ditangani sampai kecelakaan tersebut terjadi. Sebelum bahaya proses menimbulkan kecelakaan yang akan berakibat fatal terhadap kerugian material maupun jiwa, maka diperlukan identifikasi bahaya yang fungsinya sebagai deteksi dini sumber bahaya, sehingga kita bisa melakukan pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Seperti pepatah mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati”.

Identifikasi bahaya proses merupakan sebuah proses untuk mengenali bahwa sebuah bahaya itu ada dan mengenali karakteristiknya. Dalam melakukan identifikasi bahaya proses, perlu diperhatikan prioritas area, yaitu:
  1. Kejadian masa lalu (accident, complaints, audits)
  2. Keluh kesah dan masukan karyawan.
  3. Peraturan
  4. Permintaan dan saran tim ESH.

Kita mulai dengan studi kasus sederhana, bila kita melihat anjing liar atau srigala liar tiba-tiba masuk di area pemukiman penduduk, apakah anda bisa melihat bahayanya apa? Betul, bahaya yang ditimbulkan antara lain:
  1. taring yang tajam
  2. cakar yang tajam
  3. gerakan yang liar
  4. gerakan yang agresif
  5. bau yang tidak sedap
  6. parasite, kutu atau virus

Sedangkan resiko dapat diakibatkan oleh hewan ini adalah
  1. gigitan dan infeksi
  2. Cakaran
  3. ganguan lalulintas dan umum
  4. membahayakan masyarakat
  5. iritasi pernafasan
  6. penyebaran virus atau parasit

Dari contoh diatas kita bisa ambil kesimpulan untuk melakukan pencegahan, misalnya
  1. anjing liar tersebut diikat supaya gerakannya terkontrol
  2. dilakukan pelatihan untuk anjing tersebut supaya jinak
  3. dibersihkan atau dimandikan untuk menghilangkan kutu
  4. kuku atau cakar dipotong atau dirapikan.

Nah kita bisa menggunakan metode sederhana seperti diatas untuk diaplkasikan dalam kehidupan sehari hari. Selamat mencoba.

Comments

Popular posts from this blog

Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau Demo Massal

Kekacauan huru hara atau demo massal adalah gangguan operasi karena terjadinya demo massal oleh karyawan perusahaan atau masyarakat sekitar perusahaan, sehingga dapat mengganggu jalannya kegiatan operasi perusahaan.  Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Huru Hara atau demo massal adalah bagaimana cara mengatur tata cara penanggulangan kekacauan huru hara karena. Untuk menanggulangi huru hara atau demo massal kita harus secara hati hati dalam mengatasinya. Karena kalau salah dalam mengatasi atau menanggulangi huru hara atau demo massal, bukannya ketertiban yang didapat malah bisa berubah menjadi kekacauan. Dan berikut saya uraikan langkah langkah dalam mengatasi demo massal atau huru hara Tindakan Umum: 1.     Kepala Satpam mengkoordinir para anggotanya dan bekerjasama dengan Koordinator Tanggap Darurat untuk menyiapkan regu tanggap darurat untuk stand by bilamana diperlukan. 2.    Satpam bekerjasama dengan HRD akan mengisolasi tempat-tempat berkumpulnya karyawan dan massa melal

Simbol atau Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Bahan berbahaya dan beracun atau biasa disingkat B3 dapat diklasifikasikan berdasarkan simbolnya. Dengan symbol yang tertera pada label, kita dapat mengetahui jenis dan tingkat bahaya bahan tersebut. Dan berikut symbol-simbol yang biasa digunakan. Semoga bermanfaat. Simbol untuk B3 klasifikasi mudah meledak Simbol untuk B3 klasikasi bersifat pengoksidasi   (oxidizing) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah  menyala (flammable) Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic) Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful) Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant) Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive) Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous for the environtment) Simbol B3 klasifikasi karsinogenik, teratogonik, dan mutagonik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic) Simbol B3 klasifikasi gas bertekanan (pressure gas)

Tanggap Darurat Tumpahan Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan zat atau bahan yang mengandung komposisi kimia. Bahan kimia ini ada yang sifatnya berbahaya dan ada juga yang sifatnya tidak berbahaya. Contoh bahan kimia yang tidak berbahaya adalah sabun, deterjen dan lain lain, sedangkan bahan kimia yang berbahaya contohnya air keras (hcl), solar, bensin dan lain lain. Bahan kimia biasa digunakan sebagai bahan baku atau bahan pendukung dalam suatu proses industri. Penyimpanan bahan kimia disarankan harus mempunyai desain kusus sehingga meminimalkan tumpahan bahan kimia, bahan kimia berbahaya yang tumpah akan sangat membahayakan orang maupun mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan benar. Berikut tanggap darurat tumpahan bahan kimia : Pastikan tempat penyimpanan bahan kimia disediakan secondary containment yang mempunyai kapasitas 110% dari volume bahan kimia yang disimpan. Secondary containment ini berfungsi untuk mencegah tumpahan bahan kimia menyebar kemana mana. Pastikan selalu tempat penyimpanan baha